IMG-20241030-WA0114

Foto Ilustrasi

Tom Lembong Korban Pertama Pasukan Hukum Prabowo

BERSAME.COM - Begitu Pak Prabowo resmi duduk di singgasana, pasukan hukumnya langsung action. Siapa korban pertamnya? Thomas Trikasih Lembong alias TTL alias Tom Lembong, eks Menteri Perdagangan. Beliau juga mantan pendukung Anies, sosok yang memberi Prabowo “skor 11” dalam kompetisi politik masa lalu. Dengan mulusnya skenario ini, publik langsung mendapat pesan, "Jangan macem-macem sama rezim!" Kalau berani kritis, siap-siap kena diciduk. Tom ini jadi peringatan pertama, ibarat tanda lampu merah buat oposisi yang doyan ngomel.

Sama seperti film thriller, begitu Tom dinyatakan tersangka, langsung saja diangkut tanpa babibu ke Rutan Salemba, Jakarta Selatan. Kejagung bahkan nggak kasih napas sejenak buat bekas menteri ini. Pakai Surat Perintah Penahanan Nomor 50 pula, resmi banget! Tapi anehnya, ada gubernur yang juga berlabel "tersangka" tetap adem-adem aja duduk di kursi kebesarannya, tanpa khawatir diciduk. Apakah ini karena mereka "satu geng"? Ah, tak baik berprasangka, bukan?

Kasus ini sebenarnya simpel. Pada masa Thomas menjabat sebagai Mendag (2015-2016), dia kasih lampu hijau buat PT AP impor 105 ribu ton gula kristal mentah, meskipun saat itu stok gula di Indonesia lagi berlebih alias surplus. Logikanya, ngapain impor kalau stok melimpah? Kenapa nggak BUMN aja yang ditugaskan? Ternyata, izinnya malah nyelonong ke swasta. Wah, ini gula atau emas?

Tak cukup sampai di situ, drama impor ini juga melibatkan delapan perusahaan gula swasta, sebut saja PT PDSU, PT AF, PT MT, PT BMM, dan kawan-kawan lain. Mereka ini ibarat satu geng yang bikin pabrik gulali korupsi, siap menarik kerugian negara sebesar Rp 400 miliar. Ah, bayangkan betapa banyaknya uang itu kalau dibelikan gula beneran, bukan yang kristal mentah.

Pak Qohar dari Jampidsus Kejagung, yang jadi bintang dalam konferensi pers, menjelaskan semua ini dengan mantap. Katanya, semua ini sudah sesuai dengan aturan hukum, kok. Hanya saja, hukum kita kadang manis untuk sebagian, seperti gulali yang dijual di pinggir jalan, tapi bisa sangat lengket untuk yang lain. Mari kita tonton terus drama ini, siapa tahu ada twist baru di episode selanjutnya.

Nasibmu Tom, seluruh karier politik berujung di jeruji. Kalau rezim mau, kasus zaman bahela sekalipun bisa dijadikan alasan untuk membungkam. Wajar bila banyak orang ingin selalu dekat dengan penguasa. Perlu diingat, selalu ada celah hukum. Tinggal aparat hukum mencari timing yang pas untuk menangkap. Ada yang bilang nungggu ATM nya habis, ups. Selama masih penuh, aman sentosa. Hukum saat ini masih tajam ke atas, tumpul ke bawah. Setelah Tom, siapa lagi ni? 

Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar


Komentar As:

Komentar (0)