Foto. Herman Hofi Munawar, Pengamat Hukum dan Kebijakan Publik Universitas Panca Bakti Pontianak
Pengamat : HARKODIA Jangan Sekedar Kegiatan Serimonial Jadikan Momentum Refleksi
BERSAME.COM - Bertepatan pada tanggal 9 Desember sebagai Hari Anti Korupsi Sedunia (HARKODIA), Pengamat Hukum dan Kebijakan Publik Universitas Panca Bakti Pontianak menyampaikan, dari berbagai agenda pemerintah maupun NGO baik pusat dan daerah melakukan peringatan Harkodia ini yang melibatkan masyarakat secara umum.
"Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia ini tidak perlu dimaknai dari seremonial, melainkan sebuah momentum refleksi bahkan apresiasi untuk semua upaya pemberantasan korupsi," ucapnya Dr. Herman Hofi kepada bersame.com. Jumat (8/12).
Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia harus dijadikan sebagai monument untuk mewujudkan makna hari Anti Korupsi, dan harus terus diihtiarkan agar disetiap level birokrasi terwujud semangat pelayanan publik yang bebas dari berbagai hal yang dapat merugikan negara dan masyarakat.
"Hal itu tentu saja diperlukan leadership yang kuat dari kepala daerah dan jajaran nya. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme hanya akan tumbuh dengan subur apabila leadershipnya buruk," terangnya.
Menurut Herman Hofi, Pengawsan eksternal masyarakat menjadi penting. Karena korupsi merupakan salah satu bentuk kejahatan kemanusiaan yang dapat menyengsarakan dan menghancurkan ribuan masa depan anak bangsa ini.
"Rakyat harus bersuara melawan berbagai bentuk KKN," tagas Herman Hofi yang juga sebagai Ketua LBH
Setiap tahun peringatan Hari Anti Korupsi selalu digelar, namun faktanya upaya pemberantasan korupsi semakin buruk. Bahkan Ketua KPK juga ikut tersandung dalam korupsi, wamen yang juga ahli hukum pidana dari Perguruan Tinggi ternama di indonesia ditetapkan juga sebagai tersangka dengan dugaan korupsi.
"Jadi penanganan tindak pidana korupsi yang tak kunjung selesai, sementara anggaran yang di gelontorkan guna pemberantasan korupsi semakin besar tidak seimbang dengan sitaan dari koruptor, Bahkan buron korupsi yang tak kunjung tertangkap, hingga pelanggaran-pelanggaran etik yang dilakukan berulang oleh aparat penegak hukum (APH)," kata Herman Hofi
Pemguatan terjahap kinerja APH (Kepolisian, Kejaksaan dan KPK) dalam penindakan kasus korupsi menjadi urgen. Tentu saja rakyat perlu mendampingi APH.
"Rakyat adalah korban, maka rakyat melalui momentum Hari Anti Korupsi Sedunia (HARKODIA) harus semakin kuat dan lantang bersuara, bergerak dalam upaya melawan korupsi dengan cara lantang bersuara dab meramaikan ruang digital dengan komentar kritis, bila diperlukan turun kejalan menyampaikan aspirasi," pungkasnya.