Foto Ilustrasi
Lagi, Pulang Tanpa Gelar
BERSAME.COM - Dipuja-puji, nanti dibilang sombong. Dikritik sesuai fakta, nanti dibilang, "Lho tak lihat pemain sudah berjuang keras!" Nyatanya, bulutangkis kita pulang tanpa gelar lagi. Ada apa ini?
Bulutangkis Indonesia makin ke sini kayaknya lagi kena kutukan super panjang. Setelah Olimpiade Paris 2024, prestasi? Hmmm... kayak nyari jarum di tumpukan jerami. Susah, bro! Gelar juara? Memang ada tembus ke final. Cuma, gelarnya susah dibawa pulang.
Sementara di sudut lain dunia, China kayak pabrik bulutangkis. Tiap minggu kayak ada pengiriman batch pemain baru. Mereka nggak habis-habis, kayak bakwan di warung, selalu ada yang keluar panas-panas!
Contoh segarnya, Arctic Open 2024, hasilnya? Ya, siap-siap tisu. Lagi-lagi, Indonesia harus pulang dengan tangan kosong. Jonatan Christie, sang harapan bangsa, kalah melawan Chou Tien Chen dari Taiwan. Skornya? 18-21, 17-21 dalam 53 menit. "Runner-up" diambil, tapi, hei, setidaknya ada kata "up" di sana, walau ya, posisi sebenarnya lebih ke bawah.
Sementara itu, di sudut China, mereka kayak ngadain pesta menang-menangan. Tunggal putri mereka, Han Yue, berhasil mengalahkan Ratchanok Intanon dari Thailand. Ratchanok? Oh, dia kayak sudah pernah jadi lawan tetap. Hasilnya? 21-19, 21-15. Eh, tunggu, ada lagi! Ganda campuran? China lawan China. Udah malas kayak nonton orang rebutan gado-gado di kantin. Feng Yan Zhe dan Huang Dong Ping menang lawan Jiang Zhen Bang dan Wei Ya Xin. Skor? 21-17, 21-19. Durasi? 38 menit. Iya, nggak lama-lama, soalnya mereka kan cuma ngelawan sesama warga negara.
Dan... Malaysia, tetangga kita yang biasanya kita ledekin soal durian atau rendang, malah tampil gemilang! Dua wakil mereka masuk final. Ganda putra Goh Sze Fei/Nur Izzuddin menang dramatis lawan pasangan Astrup/Rasmussen. Meski sempat ketinggalan 17-19 di gim ketiga, eh, mereka berhasil comeback, skor akhir 15-21, 21-15, 21-19. Gokil! Rasanya kayak nonton F1, dari posisi belakang langsung melejit ke depan. Ganda putrinya? Pearly Tan dan Thinaah Muralitharan cuma bisa bawa pulang perak setelah dikalahkan Liu Sheng Shu/Tan Ning. Tapi, setidaknya masih ada medali, ya kan?
Kita? Ah, sedih. Indonesia pulang lagi-lagi dengan tas penuh kenangan tanpa medali. Mungkin ini saatnya buat introspeksi. Olahraga anak emas di negeri ini sepertinya perlu berbenah lebih keras lagi. PBSI perlu evaluasi atau dievaluasi ni. Jangan sampai presiden baru nanti dihantui tanpa gelar lagi. Bulutangkis salah satu hiburan rakyat di tengah kepahitan hidup.
Rosadi Jamani
Ketua Satupena Kalbar